Sabtu, 18 September 2010

Pembakaran Jadi Dilakukan oleh Pendeta di AS(naudzubillah)

Pembakaran Alquran
Ternyata Jadi Dilakukan
(Liputan 6)
Kam, 16 Sep 2010 18:57 WIB
Liputan6.com, Springfiled:
Pembakaran Alquran yang
sebelumnya akan dilakukan
oleh pendeta dari Florida Terry
Jones, pada peringatan tragedi
11 September, urung
dilaksanakan karena
mendapatkan kecaman dari
berbagai pihak. Namun
ternyata oleh pendeta Bob Old
dan Danny Allen. Mereka
membakar Alquran di halaman
belakang sebuah rumah di
Springfileld, Amerika Serikat,
Sabtu (11/9) silam.
Bob Old dan rekannya Danny
Allen berdiri bersama di
halaman belakang rumah tua.
Mereka menyebut tindakan itu
sebagai panggilan dari Tuhan.
Mereka membakar dua salinan
Quran dan satu teks Islam
lainnya di depan segelintir
orang, yang sebagian besar dari
media.
Seperti dilansir Detroit News,
ternyata pembakaran Alquran
juga terjadi di Michigan. Sebuah
Alquran dibakar di depan pusat
ajaran Islam di kota tersebut.
Ryanne Nason, seorang
cendekiawan Amerika Serikat,
seperti dilansir sebuah koran
lokal Mainecampus, Kamis
(15/9), menyebut bahwa
pembakaran yang dilakukan
oleh sejumlah orang sangat
menyedihkan dan memalukan.
Di AS, negara yang dibentuk
pada keyakinan kebebasan
beragama, setiap orang
diberikan hak untuk
mempraktikkan agama yang
mereka yakini, seperti
Yudaisme, Islam, Kristen, atau
tidak menganut agama sama
sekali. Dengan membakar
Alquran atau kitab suci agama
lain, bayangan seluruh bangsa
lain membuat AS adalah negara
tanpa kelas dan tidak etis.
Sungguh ironis bahwa Terry
Jones atau Bob Old merasa
memiliki perlindungan
berdasarkan amandemen
pertama untuk membakar kitab
suci agama lain yang ia tidak
percaya. Padahal semua
muslim di AS dilindungi oleh
undang-undang konstitusional
yang sama. Hal ini akan
memeberikan cela pada
reputasi Amerika.
Menurut Ryanne, orang
beragama menggunakan moral
yang kuat dan nilai-nilai,
namun sekarang orang
mendiskreditkan keyakinan
mereka karena bersifat
menghakimi dan intoleransi.
Salah satu dari banyak alasan
mengapa kita memiliki pasukan
di Irak dan Afghanistan adalah
untuk melawan penindasan
dan penganiayaan agama
terhadap penduduk negara di
negara tersebut. Namun, saat
ini ternyata warga negara
Amerika sendiri yang
melecehkan agama lain.
Di Chicago, Mohammed
Kaiseruddin, Dewan Direksi
Pusat Ajaran Islam memberikan
gambaran terhadap
pembakaran Alquran yang
sangat berbeda dengan nilai-
nilai yang dianutnya. Ia
mengatakan kepada Huffington
Post hari ini, "Kami merasa
seperti kita sudah menjadi
korban. Ketika kami memegang
Alquran, kami
memperlakukannya dengan
sangat hormat. Kami tidak
pernah menaruh salinan
Alquran di lantai. Sejak kecil,
kami selalu mengingatkan
anak-anak untuk menghormati
kitab suci ini. Kami juga
mengajarkan kepada mereka
ketika selesai membaca
Alquran, mereka menutup dan
menciumnya, lalu
menyimpannya". (Huffington
Post/Mainecampus/
Detroitnews/DES/IAN)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Semoga ALLAH SWT melaknat mereka..